Terdengar Biasa Tapi Menyakitkan

Daftar Isi

 


Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari kita sering mengucapkan kata-kata yang bisa melukai perasaan orang lain. Terkadang, niat kita hanya ingin bercanda atau memberi saran, tetapi perkataan kita justru menyakitkan hati seseorang. Sebagai contoh, ketika melihat teman yang motornya sering mogok, kita spontan berkomentar, "Kalau rajin ganti oli, nggak akan seperti itu," atau "Harusnya kamu rajin servis." Meskipun terdengar biasa saja, kata-kata ini bisa menyakiti hati orang lain, karena orang tidak melakukan perawatan kendaraannya belum tentu karena malas datang ke bengkel, tetapi bisa jadi karena tidak punya ongkos untuk servis kendaraan.

Islam mengajarkan umatnya untuk berhati-hati dalam berbicara agar tidak menyakiti perasaan orang lain. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, 'Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik.' Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia." (QS. Al-Isra' [17]: 53)

Ayat ini menegaskan bahwa setiap Muslim hendaknya mengucapkan kata-kata yang baik dan tidak menyakiti orang lain. Perkataan yang kasar atau menyakitkan bisa menjadi pemicu perselisihan dan permusuhan.

Dalam hadits, Rasulullah SAW juga mengingatkan:

"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Janganlah ia menzalimi dan jangan pula membiarkannya dizalimi." (HR. Bukhari dan Muslim)

Perkataan yang menyakitkan bisa termasuk dalam bentuk kezaliman, karena dapat membuat seseorang merasa rendah diri atau terluka hatinya. Oleh karena itu, sebagai Muslim, kita harus selalu berpikir sebelum berbicara agar tidak menyakiti perasaan orang lain.

Menjaga lisan dari ucapan yang menyakitkan adalah salah satu tanda keimanan dan akhlak yang baik. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menegaskan pentingnya berbicara dengan kata-kata yang baik atau memilih diam jika perkataan kita bisa menyakiti orang lain. Selain itu, menjaga lisan juga menjadi salah satu sebab seseorang mendapatkan keselamatan di akhirat. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya (lisan) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya surga." (HR. Bukhari)

Sobat onislam, Menjaga lisan merupakan salah satu bentuk adab dalam Islam yang harus selalu diperhatikan. Sebelum berbicara, kita perlu mempertimbangkan apakah kata-kata kita bermanfaat atau justru bisa menyakiti orang lain. Sebuah perkataan yang kita anggap biasa saja bisa saja menyakitkan bagi orang lain, terutama jika mereka sedang dalam kondisi sulit. Oleh karena itu, mari kita biasakan untuk berbicara dengan kata-kata yang lembut, penuh hikmah, dan membawa manfaat bagi sesama. Semoga Allah SWT selalu membimbing kita dalam menjaga lisan agar tidak menyakiti hati orang lain. Aamiin.

Posting Komentar