Karena Doa Ibu Tak Pernah Sia-Sia

Daftar Isi

 


Doakan Anakmu, Sekalipun dalam Amarah

Keshalihan tidak datang dengan sendirinya. Ia juga tidak diwariskan secara otomatis dari orang tua yang shalih. Keshalihan adalah hasil dari proses panjang, usaha nyata, dan doa yang tulus. Keshalihan anak Anda merupakan perpaduan antara ikhtiar yang bersungguh-sungguh dan doa yang terus mengalir, yang kemudian dibalas oleh Allah Ta’ala dengan kebaikan dan keridhaan-Nya.

Ayah, Ibu, bagaimanapun keadaan anak Anda—ketika anak menurut, nakal, atau dalam kondisi yang tidak sesuai harapan—doakan selalu kebaikan baginya. Doa Anda adalah harapan yang seharusnya tidak pernah terkikis. Doa Anda harus lebih kuat dari karang di tengah lautan yang terus menerus dihantam ombak. Doa itu harus tetap kokoh, karena melalui doa Anda, Allah akan mengubah anak tersebut menjadi seperti yang Anda harapkan. Mungkin bukan hari ini, tapi suatu saat nanti.

Sebuah Kisah Teladan

Saksikan kisah menarik ini. Seorang anak kecil sedang bermain-main tanah di halaman rumah. Sementara itu, ibunya tengah sibuk di dapur mempersiapkan jamuan makan untuk sang ayah dan tamunya. Setelah makanan selesai dimasak dan disajikan dengan rapi di atas meja, tiba-tiba sang anak masuk sambil membawa segenggam tanah dan menaburkannya ke atas makanan.

Ibu, bagaimana perasaan Anda jika mengalami hal serupa? Seharian Anda memasak dengan penuh lelah, lalu tiba-tiba anak Anda menaburkan tanah ke atas hidangan tersebut? Tentu saja Anda marah. Mungkin Anda juga akan menyebutnya nakal. Tapi pernahkah terpikir oleh Anda untuk mendoakan kebaikan bagi anak Anda dalam kondisi seperti itu—di tengah amarah yang memuncak?

Lihatlah dan teladanilah sosok ibu yang satu ini. Ketika sang ibu melihat perbuatan anaknya, ia pun marah. Namun, dari mulutnya keluar kata-kata:
"Idzhab, ja‘alakallahu imāman lil-Haramain!"
(Pergi…! Semoga Allah menjadikanmu imam di dua tanah suci!)

Subhanallah. Amarah sang ibu justru berubah menjadi doa, bukan sumpah serapah. Inilah teladan sejati bagi para ibu di mana pun. Doakan anak, bukan maki atau laknat, apa pun keadaannya. Karena doa seorang ibu sangat didengar dan dikabulkan oleh Allah.

Dan benar saja, doa itu terkabul. Anak kecil tersebut tumbuh dewasa dan kini dikenal sebagai Syaikh Abdurrahman as-Sudais rahimahullah—Imam Masjidil Haram yang suaranya menggetarkan hati, tersebar ke seluruh penjuru dunia melalui rekaman murotalnya. Semua itu, selain karena karunia Allah, juga buah dari doa ibundanya di tengah amarah.

Kata-Kata Orang Tua adalah Doa

Ayah, Ibu… Perkataan Anda sangat berpengaruh bagi anak. Ucapan Anda adalah doa, dan membekas dalam hati mereka. Jika saat marah Anda mudah melontarkan kata-kata negatif seperti “nakal,” “bodoh,” atau “susah diatur,” maka anak akan mulai percaya bahwa dirinya memang seperti itu. Dan lambat laun, ia akan tumbuh menjadi pribadi sebagaimana yang sering Anda ucapkan.

Ubahlah cara Anda berbicara, terutama saat emosi. Gantilah kata-kata negatif dengan doa dan harapan. Anak akan merasa dihargai, disayangi, dan lebih sadar atas kesalahannya. Dan suatu saat nanti, Anda akan menyadari bahwa doa-doa Anda menjadi kenyataan yang indah.

Contoh Doa Ibu Asy-Syafi‘i


Contohlah juga ibunda Imam Asy-Syafi‘i. Ketika sang anak hendak pergi menuntut ilmu, ibunya mengiringinya dengan doa:
"Pergilah, anakku! Allah bersamamu. Insya Allah engkau akan menjadi bintang paling gemerlap di kemudian hari. Ibu telah ridha melepasmu. Ingatlah bahwa Allah adalah sebaik-baik penolong."

Doa itu pun dikabulkan oleh Allah. Imam Asy-Syafi‘i pun tumbuh menjadi ulama besar, pendiri salah satu madzhab yang diikuti oleh hampir separuh kaum muslimin di dunia.

Penutup


Ayah, Ibu… Ingin melihat anak-anak Anda tumbuh menjadi pribadi yang shalih? Jika ya, mulai hari ini—bahkan mulai saat ini juga—sering-seringlah mendoakannya. Sebutlah namanya dalam doa, baik saat biasa maupun saat marah, hanya dengan ucapan yang baik dan bermakna kebaikan.

Karena doa Anda adalah harapan yang bisa menembus langit, dan dengan izin Allah, akan dikabulkan pada waktu yang paling tepat.


Posting Komentar