Ketika Anda Menjadi Orang Tua
Ketika Anda Menjadi Orang Tua
ANDA KINI MENJADI ORANG TUA!
Alhamdulillah, kini kita menjadi orang tua. Ada amanah mungil yang hadir bersama kita. Dialah anak kita—buah hati yang insyaAllah menjadi penyejuk mata dalam kehidupan dunia, dan semoga pula di akhirat.
Nak, selamat datang di dunia ini. Tempat di mana engkau akan tumbuh dan bermetamorfosis menjadi pribadi shalih, hingga kelak kembali kepada Rabb-mu dengan membawa bekal yang berharga.
Sambutlah kehadirannya dengan cinta, bukan sekadar senyuman. Anakmu adalah permata hatimu yang membutuhkan ketulusan dan kasih sayang dari orang tuanya. Sambut dan bersiaplah untuk mendidiknya, karena ia adalah ‘aset’ paling berharga dalam hidupmu.
Memberikan perhatian khusus sejak hari pertama kelahirannya sangatlah penting. Islam telah mengatur adab-adab mulia yang perlu dijalankan sebagai bentuk rasa syukur atas hadirnya buah hati. Maka, bagi setiap orang tua yang dikaruniai anak, sudah seharusnya menjalankan hukum-hukum Allah dan tuntunan Rasul-Nya dalam memperlakukan amanah ini.
Sebuah Predikat, Sebuah Amanah
Menjadi orang tua adalah sebuah predikat yang membahagiakan, namun juga membawa konsekuensi besar. Tanggung jawab sebagai orang tua tidak dimulai ketika anak masuk sekolah, tetapi sejak ia masih berada dalam kandungan.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah pernah mengingatkan:
"Allah akan menagih tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Siapa yang meremehkan pendidikan mereka dan menelantarkannya begitu saja, berarti ia telah gagal. Kebanyakan perilaku buruk anak bersumber dari kesalahan orang tua."
Kita patut bergembira atas kehadiran sang buah hati, tapi juga harus segera menyadari dan mempersiapkan diri untuk tugas mulia yang menanti. Allah Ta'ala berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
(QS. At-Tahrim: 6)
Betapa berat amanah ini. Anak baru saja dilahirkan, tetapi orang tua sudah dihadapkan pada tanggung jawab besar: menjaga dan mendidiknya agar tidak menjadi penghuni neraka. Inilah wujud syukur sejati—bukan sekadar ucapan, tapi tindakan nyata dalam mendidik dan membimbingnya menuju jalan yang diridhai Allah.
Tunaikan Amanah Menjaga Fitrah
Sesaat setelah kelahirannya, kita bisa merasakan betapa manis senyumnya, tulus tatapannya, dan lembut kulitnya. Si mungil ini adalah karunia luar biasa yang harus kita syukuri.
Syukur tidak cukup hanya dengan ucapan “Alhamdulillah”. Ia harus dibuktikan dengan menggunakan nikmat sesuai kehendak Pemberi nikmat. Anak adalah amanah dari Allah, maka kita harus memperlakukannya sesuai dengan tuntunan-Nya. Salah satunya: menjaga fitrahnya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Apa itu fitrah? Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’anul ‘Adzim, fitrah adalah keadaan mengenal dan mentauhidkan Allah sejak lahir. Maka tugas orang tua adalah menjaga agar anak tetap berada dalam fitrah ini—yakni Islam.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata:
“Islam adalah agama yang sesuai fitrah. Ia akan diterima oleh semua orang yang fitrahnya masih lurus (salimah).”
Jadi, anak kita lahir dalam keadaan mengenal Allah. Tugas kitalah untuk menjaga, mengarahkan, dan memperkenalkannya kembali kepada Tuhannya sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan.
Langkah-Langkah Praktis Menjaga Fitrah Anak
-
Ajarkan kalimat tauhid sejak ia mulai bisa mendengar. Perkenalkan kalimat Laa ilaaha illallah dengan lembut dan berulang.
-
Biasakan memperdengarkan Al-Qur’an, baik melalui bacaan langsung dari orang tua atau melalui media audio. Ini akan menanamkan kecintaan terhadap firman Allah sejak kecil.
-
Ajak berbicara dengan kata-kata yang baik dan positif, serta hindari kalimat negatif meskipun bernada nasihat. Misalnya, ubah “jangan nakal” menjadi “jadi anak shalih ya, Nak.”
-
Tanamkan nilai-nilai agama secara bertahap sesuai usia dan kemampuan anak.
Semua ini adalah bentuk nyata dari rasa syukur kita atas amanah yang Allah titipkan. Didiklah anak-anak kita agar mengenal Rabb-nya, mencintai agama-Nya, dan tumbuh menjadi generasi yang diridhai Allah.
Kelak, semoga Allah memasukkan kita dan anak-anak kita ke dalam jannah-Nya dalam keadaan ridha dan diridhai. Aamiin.
Posting Komentar