Menapak Jejak Quba: Strategi Nabawi Membangun Komunitas

Daftar Isi


Quba, sebuah kampung yang berada kurang lebih 4 sampai 5 km di luar Kota Madinah. Di sanalah pertama kali Rasulullah SAW singgah sebelum memasuki Kota Madinah saat hijrah. Di tempat itu pula Rasulullah SAW mendirikan masjid pertama dan melaksanakan shalat berjamaah pertama kali sebelum berdirinya Masjid Nabawi. Masjid tersebut dinamakan Masjid Quba.

Keutamaan Masjid Quba disebutkan dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 108. Masjid Quba dikenal sebagai masjid yang dibangun atas dasar takwa. Di sana banyak orang-orang yang ingin membersihkan diri, baik secara jasmani maupun rohani. Masjid ini juga menjadi saksi dan monumen penting dalam perjalanan risalah kenabian serta perjuangan Islam.

Mengingat pentingnya peran Masjid Quba dan penduduknya, maka Rasulullah SAW mengistimewakannya dengan cara rutin mengunjunginya. Sebenarnya mudah bagi beliau untuk mengundang orang-orang datang menemui beliau di Masjid Nabawi Madinah. Namun tidak demikian bagi penduduk Quba. Mereka mendapat keistimewaan dengan dikunjungi langsung secara rutin oleh Rasulullah SAW.

Beliau biasa berkunjung ke Masjid Quba pada hari Sabtu. Ada juga riwayat yang menyebutkan kunjungan beliau terjadi pada hari Senin dan Kamis. Biasanya beliau tiba pada waktu shalat Dzuhur berjamaah dan pulang sebelum Maghrib. Terkadang beliau berjalan kaki, kadang naik kendaraan, dan selalu diiringi oleh beberapa sahabat yang berkesempatan mendampingi.

Di masa sekarang, antara Masjid Nabawi di Madinah dengan Masjid Quba telah dihubungkan dengan jalan pedestrian (jalur khusus pejalan kaki). Jalannya bagus, beraspal, lebar, dan lurus, dengan jarak hanya sekitar 3 km. Para peziarah yang datang ke Madinah sangat dianjurkan untuk mengunjungi Masjid Quba, karena pahala shalat di Masjid Quba seperti pahala umrah.

Apa saja yang dilakukan Rasulullah SAW ketika berkunjung ke Masjid Quba? Beliau melaksanakan shalat wajib berjamaah, shalat sunnah, taklim, musyawarah, diskusi, dialog, hingga berbincang santai disertai tawa dan canda, namun tanpa melanggar syariat maupun hak-hak kaum muslimin.

Apa pesan yang dapat diambil dari uraian di atas?

Pesannya adalah: Para pemimpin, tokoh, atau guru hendaknya rutin menyapa para pendukung, pengikut, muhibbin, dan murid-muridnya. Juga dianjurkan untuk sering berkunjung ke tempat-tempat yang pernah menjadi tonggak sejarah dalam perjalanan dakwah. Bukan untuk mengkultuskan tempat atau penduduknya, melainkan untuk menjaga silaturahim, menguatkan ikatan persaudaraan, dan meneguhkan persatuan.

Diharapkan, sebuah komunitas akan menjadi kokoh dan kuat jika metode nabawiyah di atas bisa diterapkan.

Semoga Allah memudahkan kita untuk menempuh manhaj dan sunnah Nabi-Nya.

Labbaikallahumma labbaik...
Labbaik...

 (Ditulis oleh : Ustadz AB)

 

Posting Komentar